WaroengBerita.com – Simalungun | Kegiatan pemanenan yang dilakukan oleh PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) di areal konsesi Sektor Aek Nauli, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, terhenti setelah puluhan massa yang mengatasnamakan masyarakat adat Ompu Umbak Siallagan memaksa masuk ke dalam kawasan konsesi, Senin (2/12/2024).
Massa yang masuk ke wilayah tersebut bertindak anarkis dengan mengacungkan senjata tajam, melakukan pemukulan terhadap petugas keamanan, serta merusak pintu palang (portal) posko keamanan menuju area pemanenan. Massa juga melempari batu ke arah petugas, menyebabkan seorang sekuriti terluka di kepala. Korban telah dibawa ke Rumah Sakit Parapat untuk mendapatkan perawatan medis.
PT Toba Pulp Lestari menjelaskan bahwa kegiatan pemanenan dilakukan sesuai dengan Rencana Kerja Umum (RKU) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang telah disetujui pemerintah. Pemanenan dilakukan untuk memenuhi pasokan bahan baku pabrik, dan sosialisasi telah dilakukan kepada para pemangku kepentingan terkait sebelum pemanenan dimulai.
Perusahaan juga menegaskan bahwa operasional mereka legal dan dijalankan berdasarkan izin pemerintah, sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan No. 493/Kpts-II/1992 dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK. 1487/Menlhk/Setjen/HPL.0/12/2021.
Dalam proses pemanenan, TPL bekerja di wilayah konsesi Sektor Aek Nauli, meliputi Desa Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun. Setelah kegiatan pemanenan selesai, perusahaan akan bekerja sama dengan masyarakat untuk menanam tanaman hasil hutan bukan kayu yang bermanfaat, seperti aren, petai, dan jengkol.
Selain itu, TPL juga menjalankan program pengembangan masyarakat (Community Development) dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berfokus pada pengembangan kewirausahaan desa dan sistem pertanian berkelanjutan. Salah satu keberhasilan dari program ini adalah panen cabai oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Dolok Parmonangan pada Maret 2024 lalu.
Corporate Communication Manager TPL, Salomo Sitohang, menegaskan bahwa perusahaan akan terus mengedepankan dialog terbuka untuk menyelesaikan setiap permasalahan sosial secara damai. “TPL juga berkomitmen memperkuat kemitraan dengan masyarakat sekitar, agar mereka merasakan manfaat positif dari kehadiran perusahaan,” ujarnya kepada wartawan.
Hingga saat ini, pihak berwajib masih menyelidiki insiden kekerasan yang terjadi di konsesi tersebut. (Barto)