WaroengBerita.com – Pakpak Bharat | Wakil Bupati Pakpak Bharat, H. Mutsyuhito Solin, Dr., M.Pd, memimpin rapat evaluasi tahunan terkait percepatan penurunan stunting bertajuk “Aksi XIII, Review Kinerja Tahunan Percepatan Penurunan Stunting” di Aula Kantor Bappelitbangda, Salak. Sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Pakpak Bharat, Mutsyuhito menyoroti pentingnya koordinasi dan efektivitas program yang telah berjalan selama setahun terakhir.
Dalam pembukaan rapat, Mutsyuhito menjelaskan bahwa review kinerja tahunan ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi program-program pencegahan dan penurunan stunting yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat. “Evaluasi ini menjadi tolok ukur keberhasilan dan identifikasi tantangan yang dihadapi dalam upaya menurunkan angka stunting,” jelasnya.
Angka Stunting Masih Tinggi
Wakil Bupati juga menyoroti tingginya prevalensi stunting di Kabupaten Pakpak Bharat. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka stunting di daerah ini mencapai 28,9 persen. Angka ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah, mengingat dampaknya terhadap kualitas generasi penerus.
“Kami memiliki harapan besar terhadap TPPS di setiap tingkatan, mulai dari kabupaten, kecamatan, hingga desa, untuk bergerak aktif dan serentak. Semua pihak harus fokus pada kelompok sasaran, yaitu remaja putri, pasangan usia subur, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita,” tegas Mutsyuhito.
Langkah Strategis Penanganan Stunting
Dalam rapat tersebut, Mutsyuhito juga memberikan arahan konkret kepada tim untuk mengoptimalkan berbagai layanan yang sudah ada. Ia meminta layanan posyandu, kelas ibu, bina keluarga balita, dan dapur sehat diaktifkan kembali secara maksimal. Selain itu, ia mendorong pengembangan layanan air bersih, pemanfaatan tanaman pekarangan, serta penguatan peran pendidikan usia dini (PAUD) dalam mendukung kesehatan dan gizi anak.
“Kegiatan yang berdampak langsung pada kelompok sasaran harus ditingkatkan, termasuk inovasi lokal seperti dapur sehat atasi stunting. Semua program harus terintegrasi dan dijalankan secara simultan,” tambahnya.
Mutsyuhito juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan keberhasilan program ini. “Penanganan stunting adalah tanggung jawab bersama. Semua elemen masyarakat harus berkontribusi demi masa depan anak-anak kita,” pungkasnya.
Rapat ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat komitmen semua pihak dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Pakpak Bharat, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat. (SB)