WaroengBerita.com – Medan |Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan menggelar debat publik kedua pemilihan kepala daerah, pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Medan yang digelar di Hotel Grand Mercure Medan Angkasa Medan Jalan Sutomo No.1, Kecamatan Medan Timur, Medan, Sumatra Utara, Jumat (16/11/2024).
Dalam visi dan misinya, pasangan calon nomor urut 1, Rico – Zaki dalam pernyataan , Rico Waas menuturkan bahwa tugas utama pemerintahan Kota Medan tetap kompleks dan penuh tantangan diantaranya masalah kemiskinan kota, pengangguran, macet, banjir, infrastruktur dan barang publik merupakan hal utama yang menjadi prioritas pemerintah Kota Medan dalam pembangunan Kota Medan kedepan.
“Kami ingin menjadikan Kota Medan yang smart, berkarakter, humanis dan berdaya saing global serta responsif dalam mendengarkan keluhan suara dan aspirasi masyarakat, transparan dalam menyampaikan informasi terkait dalam pelayanan publik, menghilangkan ego sektoral, birokrasi yang tidak rumit,” paparnya.
Ketika ditanya langkah kongkrit dalam melaksanakan pelayanan masyarakat dengan birokrasi yang berbelit-belit, paslon Walikota Rico Waas mengatakan bahwa masyarakat Kota Medan tidak ingin ada pelayanan berbeli-belit karena akan mengurangi kepercayaan masyarakat kepada pemerintah kotanya. “Kita akan melakukan pelayanan secara online dengan dipandu oleh petugas, seperti saat ini dengan adanya Mall pelayanan Publik namun perlu terus memenerus pemanduan kepada masyarakat secara komprehensif,” jelasnya.
Paslon Walikota, Prof Ridha Dharmajaya ketika menjawab terkait digitalisasi teknologi dalam efisiensi layanan publik dan membuka akses lebih luas kepada masyarakat. Digitalisasi, kata Ridha, sesuatu sangat perlu dilakukan agar pelayanan bisa dilakukan dengan cepat dan tepat serta bermanfat.
“Mutlak digitalisasi harus dilakukan bahkan tanda tangan digital sudah bisa dilakukan sehingga tidak alasan untuk membuat izin yang bertele-tele,” ujarya.
Hidayatullah, paslon Walikota nomor 3 ketika menjawab cara menghilangkan pungli (pungutan liar) di pemerintahan Kota Medan menuturkan bahwa awal untuk membangun tidak terjadinya pungli adalah agar tidak melakukan jual-beli jabatan.
“Karena apabila pimpinan melakukan jual-beli jabatan, maka pejabat (bawahan) akan mengembalikan uang yang dibayarkan dengan mengutip pungli dari masyarakat. Tata kelola pemerintahan perlu pendekatan Merit System, lakukan Right Man on Right Place,” katanya.
Debat publik kedua yang membahas tema , “Pelayanan kepada masyarakat dan menyelesaikan persoalan daerah Kota Medan” sempat berlangsung kondusif sampai babak kedua. Hingga terjadi insiden saat mikrofon mati pada paslon nomor urut 3.
Dikutip dari tribunnews.medan, Ketua Bawaslu Medan David Reynold mengatakan bahwa soal kondusifitas, jadi memang euforia debat ini sangat terasa. Segera kita akan evaluasi dengan pihak tim kampanye dan LO untuk pelaksanaan debat agar lebih kondusif.
Selain ketertiban, Bawaslu juga menyoroti soal mikrofon yang tidak berfungsi dengan baik serta penghitung waktu yang tak berfungsi saat debat.
“Debat berjalan sampai selain tapi hanya kita minta evaluasi kepada KPU, ada mikrofon mati, waktunya mati, agar kedepan debat terakhir bisa berjalan baik. Soal kondusifitas agar dievaluasi. Agar diatur jangan kebablasan saat calon mau menyampaikan visi misi masih ada yang berteriak,” kata David. (Barto)