waroengberita.com – Medan | DPP Gerakan Peternak Babi Indonesia Minta Pemerintah Serius Tangani Ketahanan Pangan Terkait Virus ASF pada Babi.
Dilansir dari Tribun Medan, DPP Gerakan Peternak Babi Indonesia sampaikan aspirasi terkait wabah penyakit ternak babi ke pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternak Pemprov Sumut, di Jalan Gatot Subroto, Senin (7/2/2022).
Ketua DPP Gerakan Peternak babi Indoneisa Toman Purba meminta agar Pemprov Sumut mengadakan pemulihan ekonomi.
Toman mengatakan, “Itu lah yang paling penting. Karena sudah berbagai upaya kami lakukan. Tapi sampai detik ini belum ada kepastian dari pemerintah untuk memperhatikan ekonomi peternak babi yang menderita.”
Ia juga menerangkan bahkan peternak babi sudah langka di Sumut.
Apalagi dalam pelaksanaan adat istiadat Batak kerap kali sudah tak menggunakan babi lagi.
Karena kelangkaan babi dan mahalnya harga seekor babi maka diganti dengan daging ayam serta daging lainnya.
Oleh karena itu, Toman mengharapkan pemerintah agar memperhatikan para peternak babi yang sudah hampir 3 tahun sengsara.
Kondisi peternak babi di Sumut kini sudah sangat terpuruk. Bahkan yang tinggal hanya kandang. Jikalau ada beternak, paling hanya 1-2 ekor babi.
“Itu pun nasib-nasib aja selamat atau tidak. Dikatakan virus ASF masih masif menyerang babi yang diternak masyarakat,” sebutnya.
Upaya penanggulangan pemerintah juga dinilai hanya sekedar turun saja.
Tanpa membuat tindakan yang berefek. Obat untuk menanggulangi virus ASF juga belum ada sampai saat ini.
Sempat pula pemerintah, menurutnya, berpikir apakah persoalan babi perlu ditangani atau tidak. Padahal, bagi peternak hewan itu harapan hidup.
Karena babi menjadi sumber pendapatan para peternak. Dampaknya, misalnya, anak peternak yang tidak dapat menyambung sekolah ke pulau Jawa.
“Apa lagi berternak babi ini kan turun temurun. Makanya para peternak tidak tahu lagi bekerja apa selain berdagang daging babi,” ucapnya.
Dirinya (Toman) berharap, agar kepolisian yang menjembatani pihaknya dengan pemerintah dapat berjalan dengan baik ke depan.
Toman Purba juga menyampaikan, “kalau pihak pemerintah kali ini tidak benar tangani, kami akan turun ke lapangan. Karena ini masalah perut, bukan politik,” tutupnya.