WaroengBerita.com – Jakarta | Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan Terminal LPG Bima telah selesai dan diresmikan sebagai salah satu langkah penting dalam memperkuat distribusi LPG di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Proyek yang ditugaskan kepada PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga ini mendapatkan pengawalan ketat dari Jamintel Kejaksaan Agung RI melalui Program Pengamanan Pembangunan Strategis (PPS), guna memastikan proyek berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Pada 14 November 2024, melalui exit meeting di Surabaya, pengawalan resmi diakhiri, menandakan proyek berjalan lancar tanpa kendala.
Eduward Adolof Kawi, Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat PT Pertamina Patra Niaga, menyatakan bahwa dengan selesainya pembangunan Terminal LPG Bima, Pertamina berkomitmen untuk meningkatkan keandalan distribusi LPG, terutama di wilayah Indonesia bagian timur. Proyek ini, katanya, merupakan bukti nyata dedikasi Pertamina dalam memperkuat ketahanan energi nasional. Eduward juga mengucapkan terima kasih atas peran penting PPS Jamintel Kejaksaan Agung RI dalam mengawal jalannya proyek ini sesuai dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG).
Pembangunan Terminal LPG Bima dimulai dengan commissioning pada akhir Desember 2023 dan telah beroperasi penuh sejak awal Januari 2024. Infrastruktur baru ini menggantikan metode distribusi sebelumnya yang menggunakan pengiriman skid tank dengan kapal landing craft tank (LCT) dari Terminal LPG Lombok menuju Pulau Sumbawa. Terminal LPG Bima kini memastikan pasokan LPG yang lebih andal dan merata bagi masyarakat NTB, membantu memenuhi kebutuhan energi dengan lebih efisien dan aman.
Eduward menekankan bahwa penyelesaian PSN ini berdampak besar dalam menjamin ketersediaan energi yang merata hingga ke pelosok Indonesia, sejalan dengan visi pemerataan pembangunan energi nasional. Melalui sinergi dan kolaborasi berbagai pihak, proyek ini membuktikan pentingnya kerja sama dalam menyelesaikan proyek strategis yang berdampak langsung pada masyarakat.
Irene Putria, Direktur PPS Jamintel Kejaksaan Agung RI, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan mitigasi Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT) yang muncul selama pelaksanaan proyek. Dengan prinsip GCG yang diterapkan, PPS berhasil memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Irene menyebutkan bahwa PPS merupakan wujud kolaborasi strategis dalam mendukung keberhasilan PSN seperti Terminal LPG Bima, yang berhasil diselesaikan tanpa hambatan besar dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat NTB.
Keberhasilan proyek Terminal LPG Bima menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan lembaga negara dalam pembangunan infrastruktur strategis. Proyek ini tidak hanya meningkatkan distribusi energi di NTB, tetapi juga menjadi bukti nyata komitmen untuk mendorong pembangunan berkelanjutan. Dengan rampungnya proyek ini, distribusi energi ke seluruh pelosok NTB menjadi lebih efisien, mendukung kesejahteraan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara signifikan. (BS)